Air Purifier - Dampak Partikulat Halus PM 2,5 Terhadap Kesehatan Manusia
Pencemaran udara memberikan dampak buruk bagi kesehatan manusia. Aktivitas industri, rumah tangga, kendaraan, dan sebagainya dapat melepaskan campuran kompleks pencemar udara dan banyak di antaranya berbahaya bagi kesehatan. Pencemar udara dapat berupa pencemar gas maupun Particulate Matter (PM). Dari semua pencemar tersebut, partikulat halus (fine particulate) memiliki efek terbesar pada kesehatan manusia. WHO menyebutkan tahun 2016 sebesar 90% penduduk di kota-kota terpapar partikulat halus dengan konsentrasi melebihi standar kualitas udara (WHO, 2019). Selain itu disebutkan pula pencemaran udara ambien berkontribusi sebesar 7,6% terhadap jumlah kematian pada tahun 2016.
PM disebut pula partikel pencemar merupakan istilah untuk campuran partikel padat dan droplet cair yang tersuspensi di udara (EPA,2019). Contoh partikulat yang dapat dilihat dengan mata adalah debu dan asap. Partikel tersuspensi tersebut bervariasi dalam ukuran, komposisi, dan asalnya. Ukuran partikulat di atmosfer bervariasi mulai dari beberapa nanometer hingga puluhan mikrometer. Partikulat dengan diameter <10 μm disebut partikulat kasar (coarse) atau PM10 dan partikulat dengan diameter <2,5 μm disebut partikulat halus (fine) atau PM2,5.
PM2,5 dapat membawa berbagai zat beracun, melewati penyaringan bulu hidung, mencapai bagian dalam saluran pernafasan melalui aliran udara kemudian menumpuk dan merusak bagian tubuh lain melalui pertukaran udara di paru-paru (Xing, 2016). PM2,5 apabila terhirup tidak dapat disaring dalam sistem pernafasan bagian atas dan akan menembus bagian terdalam paru-paru. Dampak paparan jangka pendek maupun jangka panjang dari PM menimbulkan bahaya bagi kesehatan manusia. Hal tersebut menjadi alasan utama mengapa pemantauan kualitas udara parameter PM perlu dilakukan.
Tan-Soo (Tan-Soo, 2019) menguji secara statistik pengaruh negatif paparan partikulat saat kebakaran hutan tahun 1997 di Indonesia pada bayi dalam kandungan (prenatal) terhadap tinggi badannya ketika dewasa (17 tahun). Hasilnya menunjukkan paparan partikulat telah menurunkan status gizi tinggi badan menurut umur (height-for-age z scores) sebesar 0,41 (ekivalen dengan 3,4 cm) pada usia 17 tahun (tahun 2014).
Paparan partikulat halus baik jangka pendek maupun jangka panjang memiliki efek buruk bagi kesehatan manusia. Pemantauan partikulat halus wajib dilakukan secara berkelanjutan untuk memenuhi target baku mutu yang direkomendasikan WHO agar dapat meminimalkan resiko kesehatan paparan partikulat tersebut. Pencegahan ini bisa dilakukan dengan menggunaan air purifier yang memiliki peranan penting dalam menjaga kualitas udara dalam ruangan dengan mengurangi partikel-partikel udara yang kecil seperti asap, debu, bakteri dan virus. Air purifier mempunyai sistem penyaringan didalamnya, salah satunya adalah High Efficiency Particulate Air (HEPA) Filter yang secara efektif 99.99% mampu menyaring partikel yang sangat halus hingga 0,3 μm.10.
Hubungi kami di 0271-6881188 / 0896 5151 5588 apabila ada pertanyaan atau mengenai pemesanan produk. Untuk membantu menghambat penyebaran virus corona / COVID 19, kami selalu menerapkan protokol kesehatan, sehingga Anda dapat melakukan transaksi dengan aman.